Sabtu, 29 Mei 2010

Rencana Dan Alasan

Rencana buatku tertib
Alasan sering selamatkan aku

Rencana buatku bingung
Alasan buat mereka kecewa

Rencana buatku merenung
Alasan selamatkan mereka

Alasan, alasan, alasan
kau di pihak mana sih?

Kamis, 27 Mei 2010

Selamat Pagi Cirebon

Rabu pagi minggu ini bukan pagi yang panas, sejuk, beraroma embun tanpa polusi. Nasi Jamblang jadi sarapanku sebelum berangkat ke pusat kota untuk service sepeda. niatku pagi ini jalani amanah dari kakak buat service sepeda. telat, telat, telat. jam setengah delapan aku baru berangkat. kalau tidak berawan, matahari bakal sangar di kulitku.

buat perisai kulit aku pakai jaket. masa bodo dengan gerah, keringetan sekalian. karena tidak buru-buru aku santai saja mengayuh sepeda. Plumbon, Tegalwangi, Plered aku telusuri. suasananya agak beda. masih lenggang, padahal biasanya ramai. atau mungkin masih pagi? jam setengah delapan?.

damai sekali. pemandangan pagi ini didominasi dengan pelajar dari SD sampai SMA. SD yang berangkat dengan ceria, SMP yang masih mematuhi peraturan dengan rok dibawah lutut, dan baju yang dimasukkan, dan SMA dengan baju ketat, celana pensil, sabuk berbagai warna, merokok dan sebagainya. oh satu lagi. mahasiswa dengan jas almamater hijaunya yang mungkin berangkat kepagian. jam delapan?

aku berhenti sejenak di kost-an temen. istirahat, ngobrol, minum. ternyata si Insomnia itu masih tidur, jam delapan? padahal dia ada ujian hari ini. belajar dong, masa tidur? ah namanya juga insomnia. tetapi akhirnya aku bangunkan dia. jadilah aku istirahat di situ.

puas istirahat, aku lanjutkan perjalan. lewat mall di tengah kota : Grage, ternyata masih sepi juga. pintu-pintu kacanya belum terbuka semuanya. lahan parkir masih kosong. belum buka atau kesiangan? jam delapan?.

ketidaklengkapan spare part satu toko membuatku keliling kota mencari dealer sepeda yang menjual ban luar ukuran 700. susah sekali, lebih dari empat toko aku masuki. tapi akhirnya ada juga toko yang menyediakan ban itu sekaligus service. amanah belum selesai, aku harus mengantar sepeda ke Bank Syariah Mandiri yang tidak jauh dari tempat service sepeda tadi.

"punya Dwi?" tanya satpam Bank itu.

"iya".

"taroh di belakang aja de".

aku menurut, sambil ngeloyor ke belakang. ternyata di belakang Bank itu sudah banyak sepeda terpakir berdesakkan. setelah memarkirkan, aku langsung pergi, pulang. naik angkot tentunya.

kalau bukan elf, aku selalu mengaincar tempat duduk paling depan. alasannya : ya bisa ngeliat kedepan, bukan kesamping.

perjalanan pulang jadi kebalikan perjalanan berangkat. tentu saja. jalanan sudah penuh, aspal terlihat panas. asap sudah meriah. tapi aku tidak terlalu memperhatikan perjalanan pulangku. enak saja aku ngobrol lewat facebook.

Senin, 24 Mei 2010

Balada Dedaunan

mereka menari.
musiknya seru.
dedaunan bergoyang.
karena angin.
musik semakin menghentak, mereka terus menari.
dedaunan bergoyang, karena angin.
itu bukan lagu dedaunan...

Senin, 17 Mei 2010

Cacing

hari ini hari pertama Ujian Tengah Semester, aktifitas pagi dimulai lebih pagi deh. sarapan dengan telor dadar pun jadi tidak berasa, begitu masuk, begitu habis. tidak sampai satu piring penuh nasinya. tanpa basa-basi dan mengikat tali sepatu saya pergi ke kampus.

di kampus saya hanya sempat minum es, sambil nyemil sedikit. siang hari tidak sempat makan apa-apa. badan serasa lemas. setelah pulang dari kampus saya malah browsing bercanda tawa dengan si Maya. perut keroncongan. tidak tahu kenapa saya malas makan hari ini. padahal lapar. tapi untung perut tidak sampai sakit. para penghuni perut pun protes lah pastinya.

"ini orang kenapa sih enggak makan-makan?" kata Cacing.

"tahu kali kita cuma manfaatin makanan yang masuk doang" kata Cacing yang lain.

"seenggaknya kita bantu dia dong, dia bisa makan banyak tanpa harus gendut. sekarang kita kan yang terancam kurus". protes cacing pertama.

simulisasi cacing-cacing itu begitu nyata di pikiran saya. cacing yang pertama memang rakus, badannya lebih panjang dari cacing yang kedua dan mulai mengurus. cacing yang kedua tidak ada perubahan baik saya makan, maupun tidak makan sama sekali.

permainan benak memang mengasikan. dengan berpikir ada cacing yang kelaparan saya jadi kasihan. jadi saya tidak tega melihat mereka kelaparan jadi saya cari makanan sore itu. tetap tidak ketemu.

"lapar!, Lapar!" Cacing pertama semakin menjadi-jadi. ia menjadi lebih kurus.

petang hari di rumah saya belum ada lauk yang bisa diduetkan dengan nasi. sabar ya cacing-cacingku. puasa deh hari ini.

Sabtu, 15 Mei 2010

Teh

saya suka sekali teh, dari banyaknya minuman penghangat badan saat hujan atau dingin, saya tetap pilih teh. mengapa? jangan tanya, karena saya juga tidak tau jawabannya. yang jelas teh itu rasanya tersendiri, bukan pahit bukan manis, bukan asam, ini rasa teh. walaupun saat akhirnya meninggalkan rasa asam di lidah tapi tidak apa-apa lah, anggap saja yang asam itu penyesalan yang MEMANG selalu ada di akhir.

menurut saya dari satu jenis, merek, itu rasanya berbeda-beda. contohnya saat saya SMA, tiap waktu istirahat saya tidak pernah terlewatkan minum segelas teh dengan orang ang sekarang jadi pacar saya. mereknya (tidak saya sebutkan, tapi yang jelas semua teh yang saya minum sampai sekarang sama). rasanya manis, jelas karena saya tambahkan gula. asam yang datangnya akhir juga masih tetap ada. dan tidak ketinggalan rasa teh itu sendiri. tapi ketika teman saya minta teh saya tanpa permisi rasanya berubag drastis. rasanya seperti ego-mu sendiri. merasa tak ikhlas, dan ingin minta dikembalikan, jelas karena ia meminta tanpa permsi. selanjutnya teh ini akan saya jadikan pembanding dengan rasa-rasa teh yang lainnya yang telah saya coba.

setiap sore, sehabis waktu magrib. ibu saya pasti membuat satu teko kecil penuh teh, tentu saja untuk dihidangkan di ruang keluarga bagi seluruh keluarga. tidak dipungkiri hampir semua keluarga saya ternyata suka teh. kakak perempuan saya selalu meminum satu gelas besar teh manis setiap malamnya. karena saya malas mengambil gula sendiri di dapur, jadi teh ini rasanya lebih menjurus ke pahit, tapi tetap nikmat. rasanya seperti kebersamaan, saling berbagi, dan kedamaian yang dirasakan tanpa berebut isi teko itu. lebih enak dari kejadian teh di sekolah waktu itu.

nah tiap pagi sebelum memulai aktivitas, baik itu sekolah, kuliah, olahraga, main, atau apapun biasanya saya selalu meminum satu teguk teh manis. waah, ini teh rasanya semangat, mulai lah firasat baik dari teh di pagi hari. sayang teh ini jarang sekali saya coba. makannya sekarang saya jadi pemalas kelas kakap. jauh lebih meriah dibandingkan teh sekolah waktu itu. enak, menggelitik di lidah.

nah biasanya kalau saya main kerumah kekasih saya. saya disuguhi teh olehnya. enak, manis, apa lagi ditemani sidia kan? langsung saja saya utarakan rasanya. secara harfiah tehnya enak, wangi, manisnya pas. mungkin ia coba suguhkan secangkir penuh kasih sayang. dan tak akan pernah habis ya? amin.
tidak usah saya bandingkan dengan teh sekolah waktu itu. ini ENAK, kata pak bondan MAKNYUS.

tapi, dari semua teh yang pernah saya coba, ini lah juaranya teh. teh nomer satu di dunia yang pernah saya coba. mau tau?...
ini adalah teh buatan ibu saya yang dibuat khusus untuk bapak saya. begini ceritanya : setiap kali mau pergi, saya pasti mampir ke ruko bapak saya di pinggir jalan. di meja ruko itu pasti ada satu gelas mug besar khas orang betawi berisi teh lengkap dengan ampasnya. tiap kali saya lewat situ pasti saya mampirkan lidah saya di mug besar itu. dan rasanya enak sekali. manisnya, tehnya, hangatnya, ckckck. bukan main

mungkin ini teh rasa cinta ^^

Selasa, 11 Mei 2010

Warning

hari ini sebenarnya saya libur kuliah, cuma saya dan teman-teman sepakat kalau hari ini kami akan belajar bersama, maklum minggu depan sudah Ujian Tengah Semester. setelah aktifitas pagi yang cukup ribet, saya akhirnya berangkat dari rumah sekitar jam sembilan pagi. perjalanan saya dari rumah ke kampus seperti biasa diawali dengan naik elf jurusan terminal Cirebon. tumben kali ini saya satu mobil dengan Rendy, teman SD saya.

di dalam mobil saya dan Rendy ngobrol ngalor-ngidul tidak tentu arahnya. tapi suasana obrolannya kurang didukung dengan mobil yang penuh sesak, pantat saya yang dapat jatah duduk cuma setengahnya. Rendy juga menahan tubuhnya dengan tangannya ditopangkan di gagang pintu mobil. menurut saya aturan mobil itu seharusnya satu kursi satu penumpang. tapi kenapa saya tetap naik mobil yang sudah penuh itu ya?.

mobil terus jalan sampai dihentikan lampu merah di pertigaan Plumbon. mata saya tidak sengaja melihat pengendara motor yang nekad menerobos tanda merah tersebut, memang tidak ada polisi tapi kan tidak ada salahnya untuk berhenti sebentar. dan begitu lampunya hijau elf langsung melesat dengan perkasa.

pelanggaran-pelanggaran para pemakai jalan sebenarnya banyak, sebenarnya saya juga sering melanggar tata tertib lalu lintas. tidak punya SIM saja saya sudah berani jalan-jalan naik motor. selain itu, ada yang parkir di tempat yang ada rambu yang bertuliskan huruf P dipalangmerahkan. atau berhenti di tempat yang tidak boleh berhenti. atau menyeberang di tempat yang tidak ada zebra crossnya.

sesampainya di kampus dan berpisah dengan Rendy. saya langsung bertemu teman-teman yang sudah haus ilmu. pembelajaran berlangsung sampai tengah hari. karena kemarin saya lupa mengembalikan spidol yang saya pinjam dari pihak kampus, saya jadi tidak berani meminjam lagi satu spidol pada pihak kampus. inilah konsekuensinya kalau kita tidak mematuhi peraturan. akhirnya saya dan teman-teman memutuskan untuk membeli sendiri spidolnya.

setelah itu saya sempatkan diri mampir ke kost-an teman. dan lagi-lagi di sana saya dan teman-teman yang lain menghabiskan sisa hari dengan ngobrol sampai sore. tapi tetap tak lupa makan. kalau makan pasti minum, kalau sudah minum terlalu banyak pasti jadi ingin pipis. pergilah saya ke WC kost-an itu. namanya juga WC kost-an, penuh dengan peraturan-peraturan supaya WC itu tetap bersih dan nyaman.

"WARNING, jangan buang sampah di kamar mandi"
"jangan buang pembalut di kamar mandi"
"kalau sudah kotor jangan lupa dibersihkan"
"bla bla bla"

banyak sekali peraturan yang harus dipatuhi. memang kamar mandinya kumuh, licin, dan agak jorok. tapi tidak ada sampah berserakan dan pembalut yang menyumbat kloset.

nah sekarang bagaimana menurutmu, apakah peraturan itu harus dipatuhi?
atau tetap pada pepatah lama Einstein : peraturan dibuat untuk dilanggar?

Jumat, 07 Mei 2010

Cuma Rekreasi Biasa

sebenarnya alam itu sudah lengkap, cuma seiring kebutuhan hidup yang kian hari kian meningkat terpaksa manusia membuat alternatif lain untuk memuaskan kebutuhannya. kemarin, saya beserta teman-teman sekelas pergi ke obyek wisata alam di Palutungan (kuningan). saat itu kami butuh penyegaran pikiran, dan hati. setelah beberapa bulan otak kami dijejali bahasa pemrograman yang tidak jelas, algoritma yang membuat otak kami berpilin, struktur data yang memaksa kami mengatur variabel secara teratur, dan kalkulus yang berhasil seratus persen memenuhi setengah isi otak dengan rumus-rumus yang dipaksakan masuk bak kondektur memasukkan penumpang ke angkot yang sudah jelas penuh dengan penumpang.

terbukti, wisata alam di situ menyediakan penyegaran dan pemulihan keterpurukan otak dengan cepat. resepnya kurang lebih seperti ini: pohon pinus yang berbaris rapat, tapi tidak rapih, rumput liar yang berembun, udara dingin setara AC 16 derajat di kelas, tanah longsor yang membuat kami memutar jalan menuju air terjun dan melihat bukit dari tempat yang lebih tinggi, air sungai super dingin yang bisa membuat pilek berbulan-bulan, air terjun yang jatuh tidak beraturan, kalau kita berdiri di bawahnya serasa pijat refleksi seharga enam puluh ribu rupiah, cuaca cerah seperti tanda setujuNya Illahi untuk kita berwisata, dan canda tawa yang tidak pernah kehabisan stock. resep yang manjur menurut saya.

akibatnya: kami jadi lupa waktu, tak apa lah. urat-urat senyum jadi lebih longgar. setelah mencicipi dinginnya air terjun, saya penasaran kira-kira ada apa ya di atas air terjun itu. tanpa berpikir akan tersesat, saya coba cari jalan menuju ke atas. dan ketemu.

lagi-lagi saya disuguhi pemandangan unik. pemandangan yang tidak pernah saya temui di sudut-sudut desa saya, tidak pernah ada di gang-gang penyeka rumah di sana. sekumpulan serangga terbang warna-warni terbang kesana kemari, ada capung, kupu-kupu dan sebagainya. tampaknya serangga itu bukan serangga kota yang mayoritas warnanya coklat. sayangnya saya tidak membawa kamera. jadi cuma saya abadikan dalam benak saja.

dua puluh empat jam rupanya belum cukup panjang bagi saya. karena cuma batas waktu dua belas jam saja saya bisa beraktifitas. hari itu semua kesenangan selesai sekitar jam empat sore, sisanya saya asumsikan untuk istirahat. kalau otak ingin senang resikonya badan jadi pegal, jadi tidak ada salahnya kalau istirahat.

Rabu, 05 Mei 2010

Kunang-Kunang

aku pernah lihat kunang-kunang
patroli di tempat remang
aku pernah lihat kunang-kunang
waktu lampu masih belum terang
aku pernah lihat kunang-kunang
sejahtera, pesta pora, bercengkrama di pinggir sawah
sekarang aku lihat kunang-kunang
diPHK karena bumi sudah terang

Selasa, 04 Mei 2010

Perjalanan Baru Telah Dimulai

kuliah usai, aku langsung pulang. sudah beberapa hari aku pulang larut terus. jadi kali ini aku putuskan untuk pulang lebih awal. ya padahal itu terhitung sore, jam setengah tiga tepatnya. seperti biasa aku selalu naik elf jika pulang dari kampus, begitu pun kalau berangkat ngampus. suasana elf itu seperti serial TV. setiap hari pasti berbeda. kadang membuat terharu, kadang membuat tertawa. tapi kali ini beda. aku juga baru melihat pemandangan seperti ini di angkot.

saat itu aku duduk dekat pintu masuk di elf, anginnya sepoi-sepoi, ditambah silaunya pantulan cahaya matahari dari aspal tempat mobil melaju, tapi tidak panas karena memang aku di dalam mobil. jika aku duduk di mobil elf, aku kurang memperhatikan orang-orang disampingku. tetapi tidak demikian dengan orang yang duduk di depanku. saat itu ada pasangan pengantin baru. sekali pandang juga aku langsung tahu kalau pasangan itu pengantin baru. muda, dan sudah punya anak.

ya, anaknya masih bayi. bayi itu tidur pulas di dekapan ibunya. pulas sekali. wajahnya masih merah. mungkin baru berumur satu bulan lebih. mungkin kelihatannya kedua orang tua itu tega sekali mengajak jalan-jalan si bayi padahal masih sangat rentan keadaannya. tapi ibunya melindunginya dari udara yang ganas bagi kulit si bayi.

lain halnya dengan si angkot, ia ganas menerobos jalan, guncangan demi guncangan ia beri kepada penumpang termasuk si bayi itu. untungnya bayi itu tetap pulas tidurnya. menurutku kasihan juga si bayi. di awal perjalanan hidupnya sudah merasakan guncangan-guncangan hebat dalam tidurnya, tapi semoga saja ia kuat menahan guncangan-guncangan hidupnya mendatang seperti kuatnya si bayi menahan guncangan-guncangan mobil elf.

karena belum sampai rumah aku terus melamun tentang si bayi.
"andai dia tahu pahit manisnya kehidupan sebelum ia lahir, apakah ia akan tetap mau dilahirkan?"
"akan jadi apa si bayi kalau sudah besar?"
"apakah aku akan bertemu lagi dengan si bayi lalu menyapanya?"

nah para pembaca, aku sekedar menginformasikan bahwa satu lagi individu di bumi ini yang telah lahir. satu lagi perjalanan kecil yang tlah dimulai, yang mungkin akan berdampak dengan perjalanan-perjalanan kita. ^^